tag:blogger.com,1999:blog-10054828140355927482024-02-19T01:41:51.515-07:00Lost in Letter(s)utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-49019552226946055162015-03-26T10:08:00.002-07:002015-03-26T10:11:06.698-07:00DuluMalam ini, aku sedang disibukan dengan menari-narikan jariku diatas tuts, mendengarkan beberapa lagu yang ada di playslist dan pikiran ku pun sedang disibukan dengan mencerna arti dari jurnal berbahasa asing yang sedang kubaca. Tak ada satu celah dipikiranku diisi olehmu saat ini dan mungkin satu bulan belakangan ini.<br />
<br />
<br />
Dan, tanganku tiba-tiba terhenti kala lagu ini ter-<i>play</i> secara acak.<br />
<br />
<i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="background-color: white; line-height: 16px;">Does she watch your favorite movies?</span><br style="box-sizing: border-box; line-height: 16px;" /><span style="background-color: white; line-height: 16px;">Does she hold you when you cry?</span><br style="box-sizing: border-box; line-height: 16px;" /><span style="background-color: white; line-height: 16px;">Does she let you tell him all your favorite parts</span></span></i><br />
<i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="background-color: white; line-height: 16px;">When you've seen it a million times?</span><br style="box-sizing: border-box; line-height: 16px;" /><span style="background-color: white; line-height: 16px;">Does she sing to all your music</span><br style="box-sizing: border-box; line-height: 16px;" /><span style="background-color: white; line-height: 16px;">While you dance to Purple Rain?</span></span></i><span style="box-sizing: border-box; line-height: 16px;"><i><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br style="box-sizing: border-box;" /></span></i></span><br />
Aku dulu, pernah menangis seperti orang gila dan memutar lagu itu ratusan kali. Dan dulu, lagu itu juga yang membuat air mataku sejenak berhenti ketika tiba-tiba kamu mengatakan "lagu itu untuk aku kan?" kepadaku, dan kamu tersenyum renyah setelahnya.<br />
<br />
Dulu, aku selalu berjanji untuk melupakanmu sesegera mungkin. Lalu kemudian keesokan harinya aku mendapatkan pesan darimu. Dan seperti yang kamu tau, aku ini adalah gadis yang tidak pernah bisa memegang teguh pendiriannya. Dan pertahanan hatikupun belum siap menahan hatiku untuk tidak terjatuh lagi kepadamu. Dulu, membuat janji dan melanggarnya adalah rutinitas setiap malam yang tak bisa aku hindari.<br />
<br />
<span class="lirik_line" id="line_1" style="background-color: white; display: block; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 5px;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><i>Tak ku mengerti mengapa begini</i></span></span><span class="lirik_line" id="line_2" style="background-color: white; display: block; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 5px;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><i>Waktu dulu ku tak pernah merindu</i></span></span><span class="lirik_line" id="line_3" style="background-color: white; display: block; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 5px;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><i>Tapi saat semuanya berubah</i></span></span><span class="lirik_line hover" id="line_4" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat; background-size: initial; display: block; font-size: 14px; line-height: 20px; padding: 0px 5px;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><i>Kau jauh dari ku pergi tinggalkanku</i></span></span></span><br />
<br />
<br />
Aku masih berhenti dari kegiatanku sebelumnya ketika lagu ini terputar. Dulu, aku menangis seperti orang gila di bioskop sendirian, ketika mendengar lagu itu menjadi salah satu <i>sountrac</i>k sebuah film yang kita tak sempat menontonnya bersama. Film terakhir yang aku pinta untuk ditonton bersamamu sebelum jarak datang diantara kita. Film yang tak jadi aku tonton ketika 10 <i>PING</i>!!! dari mu membuat <i>handphone</i> ku bergetar tiada henti saat aku berada di depan penjaga bioskop saat itu.<br />
<br />
<br />
*****<br />
<br />
Aku kembali kepada kegiatanku sebelumnya; menarinarikan jariku diatas tuts dan memandangi jurnal bahasa asingku lagi. Beginilah aku sekarang. Malamku disibukan dengan urusan perkuliahan yang tak kunjung selesai. Tak ada lagi rutinitas membuat janji dan melanggarnya dikeesokan harinya. Tak ada lagi rutinitas menagisimu tengah malam sembari mendengarkan <i>Like we used to - A Rocket To the Moon </i>beratus-ratus kali. Tak ada lagi air mata yang membuat malamku begitu dingin. Tak ada lagi keping-keping kenangan yang membuat tanganku begitu gatal untuk menuliskannya disini. Semuanya hilang, bersamaan dengan dirimu yang perlahan menghilang dari kehidupanku. Bersamaan dengan perasaan yang "mungkin" sudah aku tinggalkan dibelakang. Bersamaan dengan diriku yang "mungkin" sudah kau lupakan.<br />
<br />
<br />
<br />
<div>
Dulu, ntahlah rasanya patah hati begitu sangat amat menyenangkan.</div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-83378778292481095232014-09-08T14:43:00.001-07:002014-10-28T05:10:56.732-07:00It's Been A WhileMalam itu, aku akui aku benar benar bahagia. Pertemuan setelah setahun tak bertemu berhasil membuat jantungku berdetak tak kauran lagi. Paling tidak malam itu, aku bisa menikmati satu malam panjangku yang berisikan bergiga-giga memori tentangmu. Lalu, di malam selanjutnya aku harus disibukkan lagi dengan menghapus semua memori itu di ingatanku. Malam yang panjang lagi buatku...<span class="readmore">
</span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
Malam itu aku terlalu banyak bicara yah? Hahaha hanya itu yang bisa kubuat, aku selalu kesulitan meringkas semua kalimat itu menjadi 1 kalimat seperti ini "aku sangat merindukanmu". Bahkan untuk mengatakan "it's been a while" saja aku lupa. Terlalu banyak kalimat tak penting disana yah? hahaha</div>
<div>
1 bulan tidak bertemu saja membuat minus dimataku bertambah, apalagi sekarang. Satu tahun tidak bertemu, membuat mata dan hatiku pun mungkin sudah katarak. Kamu, ntahlah ini hanya pandangan subjektif dari seorang ummm teman yang sedikit menaruh perasaannya kepadamu, ganteng. <i>Everything on you, makes my heart beats superduperhyper fast! </i>aku tenggelam dalam irama detak jantungku sendiri, dan tak ada yang bisa menolongku saat itu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setahun yang lalu saat terakhir kali kita bertemu, kamu membawa wanitamu. Malam itu memang beda. Kamu tidak membawa wanitamu itu, tapi kamu membawa semua cerita yang kamu buat bersamanya. Aku tak bisa berpura-pura tidak melihat matamu yang berbinar saat menceritakan semua cerita itu kepadaku. Hanya saja, aku masih bisa sedikit berpura-pura untuk baik-baik saja di hadapanmu. Bahkan disaat kita sudah berada dijarak yang begitu dekat seperti inipun, aku masih merasa begitu jauh darimu. Mataku mungkin bisa menjangkaumu sekarang, tapi hatiku tidak...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku tak pernah berpikir sebelumnya jika untuk bertemu denganmu pun bisa menjadi serumit ini untukku. Aku harus bisa menjaga air mataku tidak keluar, aku harus bisa berpura-pura baik-baik saja, aku harus bisa menjaga kata-kataku. Aku kehilangan diriku sendiri dihadapanmu sekarang. Aku tak bisa menjadi diriku sendiri dihadapanmu, seperti dulu. Mungkin sekarang, aku juga sudah berubah. Kamu, aku dan keadaan, akhirnya semua berubah kecuali satu hal, perasaanku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam itu,<i> i didn't expect too much</i>. Aku cukup realistis untuk menyadari bahwa yang dihadapan ku sekarang telah menjadi kebahagiaan untuk seseorang disana. Dan aku rasa, aku sudah cukup bahagia dengan hanya bertemu seperti ini. Sampaikan terimakasih dariku untuk wanitamu yah, terimakasih karena telah membiarkanku untuk sedikit mengambil kebahagiaannya. Bilang padanya, aku cukup bahagia dengan hanya menjaga senyum dan tawamu dengan baik di memori ingatanku. Untuk hatimu dan lainnya, aku rasa dia akan menjaganya tanpa aku suruh sekalipun. Sekali lagi, terimakasih. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Setahun yang lalu mungkin aku masih membenci jarak yang akan membuatku merindu tanpa bisa bertemu, tapi sekarang tidak. Memang sebaiknya jarak harus berada di tengah-tengah kita. Semakin jauh jarak yang kita punya, semakin membuatku sadar untuk mencari kebahagiaanku sendiri, dengan tidak merampas kebahagiaan orang lain seperti ini...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><i>Malam itu, aku berharap semua keinginan untuk mengajakmu bertemu lagi seperti ini menghilang. </i></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-72842793751649192252014-08-27T03:15:00.001-07:002014-08-27T03:22:15.118-07:00Berbagi senja<blockquote class="tr_bq">
<i><span style="font-family: Verdana, Arial; font-size: x-small;"><span style="background-color: white;">Thinking all love ever does is break and burn and end. </span></span><span style="font-family: Verdana, Arial; font-size: x-small;"><span style="background-color: white;">But on a Wednesday in a cafe, i watched it begin again. </span></span></i></blockquote>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Hari ini, aku tak lagi berdebat dengan jarak yang selalu menghalangi rindu untuk menemui sang empunya nya. Bukan hanya bertemu, bakan rindu sekarang sedang menyublim menyusup kedalam tawa yang kamu buat untukku. Seisi kedai ini penuh dengan tawamu, tawa yang selama setahun ini hampir hilang di ingatanku. Sekarang bukan hanya menikmati senja yang sama, bahkan kita sedang mengirup oksigen yang sama saat ini...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini, aku tak lagi mengetik dan menghapus pesanku di kontak <i>Line</i> mu, tidak juga sedang berpikir keras untuk sekedar menanyakan kabarmu disana. Kamu sedang memberitahuku segalanya, apa saja yang selama ini selalu membuat malamku begitu panjang. Memori di otakku berisi bergiga-giga ingatan tentangmu kini...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ini, kamu sedang berada di depanku, bukan sedang berada di ntah berapa kilometer jauhnya dari ku. Saat ini, kamu telah membuat jantungku berdebar lagi dengan kehadiranmu, bukan dengan pesan yang kamu kirimkan kepadaku. Saat ini, kamu telah membuatku melanggar semua janji yang kubuat, merusak semua pertahanan yang kubuat selama ini. Dan dengan bodohnya aku menikmati semua pelanggaran ini..<br />
<br />
<br />
Ya, aku bahagia sekarang. Semudah itukan membuatku bahagia. Semudah kamu mengetik <i>"ya, aku otw sekarang"</i> ketika aku mengajakmu bertemu. Semudah itu kamu membuatku jatuh lagi kepadamu...<br />
<br />
<br />
Tapi kamu tak pernah tau, untuk bertemu denganmu tak pernah semudah itu untukku. Ada perasaan yang aku taruhkan disana, ada harapan yang akan hancur disana, ada usaha yang kubiarkan gagal disana, ada "aku yang terluka dan melebam akibat terjatuh lagi kepadamu" disana, sulit kan? Dan aku rasa kamu tak perlu tau itu semua, karena pada akhirnya aku memilih keluar dari zona amanku untuk menemui kenyamananku yang sudah lama menghilang. Kamu... ah sampai sekarang aku merasa nyaman duduk berhadap-hadapan denganmu begini.<br />
<br />
<br />
<i>"Tuhan, maafkan hambamu ini karena telah menculik kebahagiaan orang lain hari ini"</i><br />
<i><br /></i>
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-size: x-small;">4 agustus 2014, dari kedai ayam yang sama, sedang menikmati senja yang sedang menghitam bersama</span></i></div>
<br />utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-16176166807619420942014-05-22T11:12:00.000-07:002014-05-23T09:55:35.820-07:00Cinta, ya cinta<div style="text-align: justify;">
Aku tidak sedang merindu sekarang. Tidak juga sedang mengenang-ngenang apa yang seharusnya tak aku kenang. Aku hanya duduk santai di depan <i>laptop</i> dan membiarkan jari-jariku menari-nari di atas tuts <i>keyboard</i>. Aku sudah menepati janjiku, mungkin...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beginilah rasanya sekarang. Aku kehilangan semua aksaraku. Yang setelah aku sadari ternyata aksara aksara itu ikut menghilang bersamaan perasaan yang sedang ingin aku hilangkan. Mungkin hati sudah menemukan kata sepakat dengan kenyataan sehingga sekarang aku sedikit bisa menerima kehilangan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu, aku selalu mengkhayal jika pemeran utama kedua bisa mendapatkan cinta dari pemeran utama. Ya, <i>watching drama is my alter ego now</i>. Karena aku merasa tak adil apabila pemeran utama kedua di <i>setting</i> hanya untuk mencintai, tidak untuk dicintai. Yang rela bertaruh perasaan hanya untuk seseorang yang mencintai orang lain. Yang rela bertaru waktunya hanya untuk membuktikan seberapa besar cinta yang ia miliki. Endingnya, bahagia yang didapat hanya untuk pemeran utama dan pasangannya. Sedangkan pemeran utama kedua? dipaksa untuk menerima <i>ending</i> yang ntah itu <i>happy, sad, or unfair ending</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan semua orang menyepakati cerita itu memiliki <i>ending </i>yang bahagia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi ntahlah, sekarang aku baru mengerti mengapa cerita seperti itu dikategorikan sebagai cerita yang ber-ending bahagia. Cerita tersebut memberitahuku bahwa cinta tidak mengenal hitung-hitungan logika. Cinta juga tak mengenal sebuah pembuktian yang melibatkan perasaan. Dan cinta tak mengenal permainan "siapa yang paling lama bertahan". Cinta ya cinta. Tanpa perlu apa-apa, tanpa perlu alasan apa dan mengapa. Cinta ya cinta, tanpa pernah mengenal kompromi dan negoisasi. Jika cinta telah menjatuhkan pilihan, logika sekalipun bisa dikalahkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada juga drama yang menyiapkan cinta yang baru untuk pemeran utama kedua. Yang mungkin, bisa jadi <i>happy ending</i> bukan hanya untuk pemeran utama dan pasangannya saja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, mungkin aku berada di cerita seperti itu sekarang. Tuhan, sang sutradara dari drama yang aku mainkan sekarang, sedang memberikan cinta yang baru untuku. Cinta yang akan membuatku mencinta tanpa perlu menanyakan apa dan mengapa. Cinta yang akan mengalahkan semua logikaku. Cinta yang sepertinya tak membutuhkan pembuktian apa-apa. Cinta yang akan membuatku hanya mencinta seperti layaknya mencinta. Cinta yang akan membuatku tak memainkan permainan "siapa yang paling lama bertahan" lagi. Cinta yang akan membuatkan <i>happy ending</i> versi-ku sendiri.<br />
<br />
<br />
<br />
Cinta, ya cinta. Tanpa pernah ada kata "adalah" sesudahnya. Karena cinta tak perlu definisi untuk dapat memahaminya.<br />
<br />
<br /></div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-43088747856730988722014-05-08T10:57:00.003-07:002014-05-28T10:37:05.930-07:00Melepaskanmu<br />
<div>
"Apa kabar mu?" </div>
<div>
"How's your life?"</div>
<div>
"Kapan kita bisa meet up lagi?"<br />
<br />
Melepaskanmu...... ternyata seberat ini.<span class="readmore"></span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
Aku harus menahan semua pertanyaan yang ada di otakku sekarang. </div>
</div>
<div>
</div>
<div>
Mungkin, jarak sedang mengajariku cara melepaskanmu secara pelan-pelan. Mungkin kamu juga tau, berapa kali aku telah melanggar janji ku untuk melupakanmu sekaligus. Aku tak bisa melakukan apa apa bila jantung ini mulai berdetak tidak beraturan ketika aku melewati kedai ayam yang biasa kita jadikan tempat untuk bertemu. Lalu kenangan tentang asiknya mengabiskan waktu disana bersamamu bermunculan, tentang kebiasaanmu menyanyikan lagu-lagu di kedai ayam itu, lalu kita tertawa lepas setelah itu. Kalau sudah begitu aku bisa apa selain memikirkanmu. Janji itu seketika runtuh, terpaksa aku harus membangunnya dari awal.<br />
<br />
Belum lagi ketika aku sedang rindu-rindunya kepada kamu<i>. </i>Aku bisa apa ketika kamu jarang mengupdate status di akun sosial mediamu sedangkan aku sedang ingin mengetaui kabar mu disana? terpaksa aku harus membuka dan membaca recent chat kita di skype dulu, mengingat kenangan tentang mu yang tertinggal disana. Dan kalau sudah begitu, biasanya aku nekat untuk menghubungimu duluan. Menunggu dan menerima balasan sms darimu selalu berhasil membuat jantungku kembali berdetak tak beraturan dan membuatku lupa bahwa aku sedang melanggar janji untuk berhenti mencintai.<br />
<br />
Mungkin, jarak sedang mengajariku untuk membangun pondasi itu, dengan cara membuatku sadar bahwa kamu berada cukup jauh sekarang, sehingga membuatku sadar bahwa aku terlalu sibuk merindu sedangkan kamu terlalu sibuk menikmati dunia barumu, dan membuatku sadar bahwa aku merindu sendirian disini.<br />
<br />
Mungkin juga, jarak sedang mengajarkanku bahwa melepaskanmu itu bukan hanya sekedar janji.<br />
<br />
<br />
Sekarang, sedikit aku mengerti bahwa melepasmu itu memang butuh keteguhan hati yang lebih kuat dari baja. Yang bisa menahan untuk mati-matian tidak menanyakan kabar ketika mati-matian sedang merindu. Menahan untuk tidak mengenang-ngenang kenangan yang memaksa untuk masuk ke pikiran.<br />
<br />
Mungkin sekarang aku belum bisa menahan untuk tidak patah hati dan menangis ketika aku tau kalau kamu telah bahagia sekarang, dengan dia yang jaraknya begitu dekat denganmu. Lagi-lagi jarak.Mau tak mau aku dipaksa untuk melepaskan apa yang harusnya aku lepaskan. Sesuatu yang bukan untukku.<br />
<br />
Mungkin nanti, aku juga akan bahagia dengan seseorang yang jaraknya berdekatan dengan ku. Dan jika waktu itu telah tiba, dan kita sudah sama-sama bahagia sendiri-sendiri, itu berarti aku telah melewati perihnya proses melepaskanmu.<br />
<br />
Karena untuk saat ini, aku sedang sakit-sakitnya berusaha melepaskanmu...<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
I<span style="font-size: x-small;">nspired by: <a href="http://www.namarappuccino.com/2014/03/itu-lagu-kita-fey.html#more">Itu lagu kita, Fey</a></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-22989378924682257602013-07-03T13:55:00.003-07:002015-02-04T13:35:26.513-08:00Refrain<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJMGt1v2pLzkqN0FPn8jYVGirFJCUv1f8L1DH_teCfpuhNYTGE8M7j6n9KjrnGEumuqFCFpDGIB4_0YK_oxW_LERbXBkFWJ_0mStPj2HdLmvkVh97r4ZXu_u6N_ZrXGMO1hiRxJcaZDfg/s1600/refrain.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJMGt1v2pLzkqN0FPn8jYVGirFJCUv1f8L1DH_teCfpuhNYTGE8M7j6n9KjrnGEumuqFCFpDGIB4_0YK_oxW_LERbXBkFWJ_0mStPj2HdLmvkVh97r4ZXu_u6N_ZrXGMO1hiRxJcaZDfg/s320/refrain.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Sore itu,aku sudah berada didepan penjaga bioskop, memesan satu tiket. Tiba - tiba handphone ku terus bergetar, menandakan ada pesan yang masuk. Itu dari kamu, yang menyuruhku untuk membatalkan rencana ku segera. Ku beri tau sedikit apa yang kulakukan saat setelah membaca pesan mu itu, hanya diam. Diam - diam langsung menghilang dari penjaga bioskop dan langsung berlari ketempat yang kamu suruh untuk aku datangi. Menemui mu. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Keringat pun terus keluar, begitupun air mata saat aku berlari. Ntah, aku juga tak mengerti mengapa air mataku keluar, mungkin itu hanya keringat yang numpang lewat di sela-sela mataku. Aku tak perdulikan berapa pasang mata yang melihat keadaanku sore itu. Aku ingin sesegera mungkin melihat mu. Sesampainya aku ditempat itu, langkah ku pelankan. Berlarian membuatku sangat lelah. Aku hampir kehilangan nafas ku saat itu, ditambah jantung yang berdegup lebih kencang dari biasanya. Mempersulit akses pernafasan ku .</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Aku kira saat itu aku sedang berada didalam drama korea yang ber-<i>ending</i> bahagia. Aku terus menerus memikirkan banyak hal. Bagaimana kamu sekarang, apa yang kamu pakai, bagaimana aku memulai percakapan dengan mu nanti, apa yang harus kulakukan. Semua pemikiran itu makin membuatku sulit untuk bernafas.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Satu jam lebih aku menunggumu ditempat itu, belum juga kudapatkan kabar lanjutan darimu. Masih dijalan, pikir ku. Sampai akhirnya seseorang menghampiriku, dan itu................temanmu. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Dia sudah disini dari tadi, sudah diatas, menunggu kita. Dia kira kamu belum sampai disini" temanmu mengatakan itu kepada ku. Banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada mu saat itu. Salah satunya, kenapa kamu tak menanyakan keberadaanku? Aku berlari secepat mungkin, rasanya nafasku hampir hilang, hanya untuk menemui mu . Satu jam ini, aku menunggumu ditempat yang sama. Dan kamu membiarkan aku terus menunggumu. Rasanya, aku tak sanggup lagi untuk mengeluarkan nafas.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Saat aku melihatmu di bangku merah itu, disitulah aku tersadar, aku sedang berada di drama korea yang memiliki <i>sad ending</i>.......</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
********** </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Kemarin, aku menonton film itu. Sendirian. Sebelum kamu pergi, aku sempat mengajakmu untuk menontonya bersama, bertiga maksudku. Di akhir-akhir pertemuan kita, aku selalu kesulitan untuk meminta waktumu. Untuk sekedar bertemu, ngobrol seperti biasanya, apalagi chatting sampai larut malam. Aku sudah lupa kapan terakhir kali kita melakukannya itu. <i>Everybody has changed</i>. Termasuk kamu....</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Aku tak tau kamu sudah nonton film itu atau belum, satu hal yang aku tahu, kalaupun kamu sudah nonton,itu berarti bukan bersama ku,bersama kita maksud ku. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Kamu tau, selama film itu diputar aku menangis seperti orang gila. Ntah apa yang aku tangisi, ceritanya? atau kamu? atau keduanya sekaligus? Film itu memberikan ku banyak hal. Perasaan cinta yang ada didalam sebuah persahabatan, akan mengubah rasa dari persahabatan yang dijalani sebelumnya, beda.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Dan film itu menyadarkanku bahwa sekarang, aku telah kehilangan 2 hal. Sahabat dan cinta. Kalau boleh sekali lagi aku berharap, aku tak muluk muluk menginginkan ending yang sama seperti ending film itu. Aku juga mencoba tak menginginkan keduanya kembali sekaligus, aku hanya ingin sahabat ku kembali.....</div>
<span class="readmore">
</span>utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-89146612112399373012013-06-30T14:11:00.002-07:002015-02-04T13:42:08.691-08:00Malam itu<br />
<div>
Malam itu, aku berbicara banyak seperti biasanya, hatiku pun begitu. Sebulan lebih tidak melihat mu membuat minus dimataku bertambah, kamu ganteng malem itu. Dengan kemeja yang aku lupa merk nya, celana pendek berwarna coklat, converse hitam, frame kacamata baru, dan potongan rambut ala model di katalog onlineshop.<i> I hope i was wrong</i>. Aku tak berani menatapmu lama - lama karena aku takut mataku perih. Perih lalu berair. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku hanya bisa tertawa saat pertama kali melihat mu duduk di bangku merah itu, tidak sendirian. Aku menertawakan diriku saat itu. <i>"Look, your prince with his princess" my mind said in that time</i>. Dia, cantik. Rambut panjang, <i>wedges</i>, baju berbahan sifon, tas kecil. <i>Everything that she wore makes me jelaous</i>. Sesaat aku melihat ke diriku sendiri, datang menemui mu dengan memakai kemeja, <i>sweater, jeans</i>, jilbab biru tua, dan <i>sneakers</i>.<br />
<span class="readmore">
</span><br />
<div>
<br /></div>
</div>
<div>
Aku terus mengutuk diriku sendiri dalam tawa yang malam itu ku buat. Meminta perhatian mu dengan semua kata kata konyol yang aku keluarkan, meminta sedikit perhatianmu yang hanya kamu berikan ke wanitamu saat itu. Ketika aku mendengar kamu tertawa bersamaku, aku ingin menangis. Bisa jadi, ini terakhir kalinya aku mendengar tawa itu. Bisa jadi, ini terakhir kalinya aku melihat kamu tertawa secara langsung. Bisa jadi,aku merindukan tawa itu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kamu tau, aku terus memarahi diriku sendiri disaat aku memarahimu karena rencana malam itu tak berjalan sesuai dengan rencana. Aku marah, <i>cause i expected too much</i> . Aku marah, karena semuanya jauh dari apa yang aku harapkan. Aku marah, karena aku terlalu bodoh malam itu. Mengharapkan mu untuk membatalkan rencanamu mengkepungku di dalam jarak yang begitu jauh, pindah ke kota lain. Lebih baik aku melihatmu dan wanita mu menunjukan perhatian kalian satu sama lain. Setidaknya, aku masih bisa melihatmu.<br />
<br />
Seharusnya aku sedih malam itu, tapi ntah mengapa air mata tak kunjung melakukan tugasnya. Tawa lah yang menggantikan tugasnya malam itu. Aku terlalu bahagia hingga aku lupa apa yang seharusnya aku rasakan. Mungkin juga malam itu, kenyataan telah bernegoisasi dengan hati untuk dapat menerimanya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Malam itu diakhiri dengan memandangimu yang sedang mengendarai sepeda motor, dengan dia yang persis berada dibelakangmu. Sampai akhirnya kalian menghilang dan tak terjangkau oleh pandanganku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tanpa sempat mengucapkan basa basi tanda perpisahan seperti ini akhir yang aku pertanyakan selama ini. Malam itu, aku ingin sekali bilang, aku ingin lebih lama melihatmu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-6951042497740575552013-06-30T12:35:00.000-07:002013-06-30T12:35:17.501-07:00random conversationJuly, 1st 2013<span class="readmore">
</span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
Aku tak tau ini disebut apa</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sekarang...</div>
<div>
Aku tak tahu kata kata ini ditujukan untuk siapa</div>
<div>
Aku tak tahu lagu yang kudengar sekarang untuk siapa</div>
<div>
Aku tak tahu "go to user" di twitter harus ku isi dengan username siapa</div>
<div>
Aku tak tahu kenapa hati ini kehilangan degupan kencangnya sekaligus kehilangan rasa perih nya</div>
<div>
<br /></div>
<div>
I can't feel anything</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku tak tahu,kenapa air mata tak dapat mengerjakan tugasnya malam ini</div>
<div>
Aku benar benar tak tahu apa yang sedang terjadi.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Benarkah ini semua yang dinamakan dengan menyerah?</div>
<div>
Atau ini semua yang disebut berdamai dengan kenyataan?</div>
<div>
Ummm, kehilangan harapan?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Diantara kalian berdua,adakah yang bisa menjelaskan ini semua ?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dear,heart and mind.</div>
<div>
Jika itu benar, sebenarnya ini lebih menyiksa ketimbang melihat dia bersama wanitanya bersenang senang didepan ku. Setidaknya aku masih bisa merasa bahagia sekaligus sedih secara bersamaan. Setidaknya....</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-89308401714953227442013-06-01T09:07:00.001-07:002015-02-04T13:48:29.295-08:00kamu baik-baik saja kan?"kamu baik-baik saja kan sekarang?"<span class="readmore">
</span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
Berkali kali kalimat itu ku ketik dan kuhapus kembali, tak akan pernah kubiarkan tombol enter mengirimkan pesan itu untukmu. Sebenarnya aku ingin menanyakan itu langsung padamu, duduk berhadap hadapan sambil memesan <i>Mc flurry choco</i> dan kentang mungkin. Rasanya 160 karakter tidak cukup untuk menanyakan semua rasa penasaran ku. Tapi menuliskannya di atas tuts tuts keyboard kurasa sudah cukup, paling tidak tak ada 160 karakter yang menjadi pembatas. Sebelumnya maaf, aku telah melanggar janjiku untuk tidak menuliskan tentang mu...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kamu, baik-baik saja kan sekarang? Mungkin kalau aku boleh menebak, kamu kecewa kan? Aku paham betul, rasa kecewa tak akan terobati dengan hanya mendengar nasehat atau kata kata bijak sekalipun. Dirimu sendirilah yang dapat menyembuhkan rasa kecewa itu. Aku hanya bisa membantumu dengan bernegoisasi kepada-NYA agar kamu mendapatkan yang terbaik berdasarkan versi-NYA.<br />
<br />
Maaf, cuma itu yang dapat kulakukan, karena aku tahu kapasitasku sebagai teman. Aku tak mau wanitamu bernggapan ada wanita lain yang mengambil peran nya. Aku yakin, dia menjalankan perannya dengan baik, menemanimu, mendengarkan cerita-cerita mu, guyonan mu, berusaha menjadi penyemangat yang baik, <i>your happiness maker</i> .Dia tau apa yang seharusnya ia lakukan. Tak ada satu wanitapun yang menginginkan wanita lain membicarakan tentang pasangannya, memikirkan pasangannya, memperhatikan pasangannya, menemani pasangannya, bahkan menuliskan sesuatu tentang pasangannya. Ah, seharusnya aku meminta maaf juga ke wanitamu, jika kamu membaca ini sampaikan permintaan maafku untuknya yah, bilang saja aku ini hanya salah satu penggemarmu.<br />
<br />
Kamu tau, berapa hari aku menahan untuk menuliskan semua ini? dan berapa lama tulisan ini tertahan di tab draf? ah sudahlah itu tak terlalu penting, yang terpenting bagiku, kamu baik baik saja kan? kamu baik baik saja kan? sengaja ku ulang, berharap aku mendapatkan jawaban yang melegakan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
jika kamu sempat membaca ini, akan aku buat ini semua menjadi singkat. Aku mengkhawatirkan mu..<br />
<br />
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-77301421951646595112012-09-29T21:22:00.000-07:002014-08-31T07:04:43.042-07:00cerita<i><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Kita yang mencari dan pahami isi hati</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Lelah ditengah jalannya dan hentikan cerita</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Kaulah bintangku yang meredup perlahan</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">terambil cahayanya</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1005482814035592748" name="more" style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;"></a><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Kaulah bintangku yang meredup perlahan </span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">tak lagi terangi malamku</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Tak ada manusia sempurna</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Dapatkah kau terima</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Dan engkau kan terus mencari</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">pengisi kosong hati</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Kaulah bintangku yang meredup perlahan</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">terambil cahayanya</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Kaulah bintangku yang meredup perlahan</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">tak lagi terangi malamku</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Kaulah bintangku yang meredup perlahan</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">terambil cahayanya</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Kaulah bintangku yang meredup perlahan</span><br style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;" /><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">tak lagi terangi malamku</span></i><br />
<span class="readmore">
</span><br />
<div>
<i><span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;"><br /></span></i></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;">Nadya Fatira - bintang yang meredup</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlR8XDW0OnGcp0azCf3zS1hP9A47QIlZ2s0rwkhfNKeOPGyI8UoKdQYx-mi7z7b1abnadK4mSW1Uy_KtH8tlOTgeavVURbIUTtOG6IuxXtEh8ihfBBiT0zKf7_XywsYXUw-HBai7kooVY/s1600/running-05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlR8XDW0OnGcp0azCf3zS1hP9A47QIlZ2s0rwkhfNKeOPGyI8UoKdQYx-mi7z7b1abnadK4mSW1Uy_KtH8tlOTgeavVURbIUTtOG6IuxXtEh8ihfBBiT0zKf7_XywsYXUw-HBai7kooVY/s320/running-05.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: cursive; font-size: 15px; line-height: 21px;"><br /></span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21px;">Ini,benarkah diriku?? benarkah sosok dicermin ini adalah aku? Begitukah sosok ku sekarang? bahkan aku sendiri pun tak mengenalinya. tak terlihat lagi senyum mengembang di wajah ku, tak ada lagi binar - binar di pelupuk mata ku, tak ada lagi,tak ada lagi.....</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; line-height: 21px;">Aku lelah . terlalu jauh aku melangkah,bahkan berlari tak tentu arah . terlampau jauh aku meninggalkan mu di belakang . ini lebih melelahkan ketika aku dan kau berjalan ditempat, namun paling tidak ada yang bisa aku sebut sebagai sandaran ketika aku lelah,yaitu kau. </span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Ku pikir selama ini hanya angin yang memiliki ruang hampanya sendiri,membiarkan orang orang seperti kita hanya cukup merasakannya saja,tanpa bisa melihat sosoknya. Ternyata selain angin,adalah masa lalu yang hanya menyisakan bekas yang sampai sekarang bisa kunikmati tanpa bisa aku lihat kembali wujudnya. perih.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Layaknya orang yang kehilangan arah, jelas selalu merasa kebingungan . begitupun aku. yang selalu merasa bahwa kenyataan selalu mempermainkan ku . membolak balikan perasaan . salahku yang terlalu jauh membawa mu melangkah namun di tengah kita hanya berjalan di tempat hingga lelah ,lalu dengan entengnya aku meninggalkan mu di sana,sendirian.. </span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Sekarang,ketika aku ingin menjemput mu di pertengahan jalan itu,untuk melanjutkan perjalanan jauh kita,tak lagi ku temui sosok mu yang menunggu jemputan itu. Kau telah menemukan jalan mu sendiri, dan aku telah menyesali semua ending yang kupaksakan sendiri .</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-size: xx-small;">ps : ceritanya dalam aksara ku :)</span></div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-20024304208181622682012-08-20T08:59:00.002-07:002014-05-15T09:29:12.220-07:00Melepas mu<div style="text-align: justify;">
Hai, apakabar kau?</div>
<span class="readmore">
</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya kau, yang selama kurang lebih 2190 hari betah berlama lama ada di dalam pikiran ku. Aku tak tau siapa disini yang salah. Sekarang aku hanya memberi tau, kau bukanlah menjadi prioritas utama ku sekarang, tak seperti dulu. Memang benar kau masih tetap berada disini, di kepala dan di hati, namun ntah lah. Salahkan waktu yang merubah semua prioritas ku kini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu, aku selalu meraung dalam diamnya malam ketika mengingat semuanya. Perpisahan tanpa kata, dan kata yang tak pernah terucap. 2 hal yang membuat ku melewatkan semuanya secara cuma-cuma . Ditambah lagi, membiarkan dirimu memilih sosok yang menurut mu pas untuk kau beri ucapan <i>" i love you"</i> ketimbang aku, cukup membuat aku hampir setengah gila. Ya, kau bahagia. Akupun begitu. Atau mungkin aku pura pura bahagia. Bukankah selama ini aku terbiasa dengan kepura-puraan? batin ku. Berpura - pura berjalan dan melangkah tanpa mu menjadi hal yang selalu aku lakoni setiap hari. Dan saat itu, bertambah satu lagi kepura - puraan ku. tersenyum dihadapan kalian .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak tau apa yang aku tunggu selama ini. Menunggu kau mengungkapkan hal itu? ah sudahlah....</div>
<div style="text-align: justify;">
Waktulah yang menyadarkan ku dan menasehatiku, bahwa rasa itu sebenarnya tak pernah ada untuk ku,iya kan?? tak perlu kau menjawabnya karena selama ini tanpa kau sadari kau telah menjawab pertanyaanku . dengan diam dan sikap mu yang dingin selama hampir 5 tahun kepadaku . yang selalu membuat ku sukses mati kedinginan oleh air mata. Hanya saja,untuk bisa menyadari semua jawaban itu, aku membutuhkan waktu beribu ribu hari lamanya . </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ntah berapa banyak air mata yang kubutuhkan untuk mengubur semua rasa yang ada untuk mu,terlalu besar lubang yang harus aku timbun . Sejak awal aku menyukai mu pun,aku sudah belajar kalau cinta tak harus memiliki. Ternyata,butuh bertahun tahun lamanya untuk bisa memaknai kalimat itu. Proses pembelajaran ku itu sampai di titik akhir sekarang . </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span class="quote" style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Helvetica Neue', HelveticaNeue, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-weight: bold; line-height: 19px; margin-top: 0px; outline: none 0px;">terkadang ada beberapa hal yang harus dikatakan agar bisa di mengerti</span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Gd6P-TVx60g/UDJdJc7xWtI/AAAAAAAAAmQ/gTF3w-v6nbs/s1600/535477_2846966181021_1465427931_31947406_447021631_n+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-Gd6P-TVx60g/UDJdJc7xWtI/AAAAAAAAAmQ/gTF3w-v6nbs/s320/535477_2846966181021_1465427931_31947406_447021631_n+copy.jpg" height="320" width="213" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin yang aku tunggu selama adalah perkataan mu yang mungkin membuat ku mengerti . Namun, tak jarang menunggu pun bisa menghasilkan sesuatu agar kita paham dan mengerti . Dan sekarang aku pun sudah mengerti. Sekuat,dan sekeras apapun yang aku punya,yang aku perbuat untuk mu nyatanya tak dapat merubah apapun. keadaan,tindakan,dan perasaan mu...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktulah yang mengajarkan semuanya secara pelan - pelan,bahkan terlalu pelan menurut ku . Berjalan tanpa bayang mu pun sudah aku lakukan . hancur. aku hancur ternyata,begitu hancur dan hampa . Namun,biarkan semuanya menjadi masa lalu ku . Bukan dirimu . </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 12px;">Mungkin, salah satu hal yang susah dilakukan di dunia ini adalah melepaskan sesuatu yang bukan untukmu - </b><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 12px;">namara</span><b style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 12px;">-</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Lucida Grande', 'Lucida Sans Unicode', sans-serif; font-size: 12px;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin benar. Selama ini aku sudah pernah berada di titik terlemah ku . Membiarkan harapan ku terus tumbuh,menyesali semua tidakan ku yang tak kunjung berani mengungkapkan semuanya . Aku memilih untuk menycintai mu secara diam - diam . oh salah, mencintai mu dalam diam . Dan sudah kuterima semua resikonya .bahkan aku menikmatinya. aku hebat kan??? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak pernah menyangka,proses melepasmu akan begitu berat,dan melelahkan. Aku pikir,aku tak akan pernah bebas dari ini semua. Bahkan aku telah menyiapkan hati dan pikiran lebih lama lagi untuk bertahan. Waktu lah yang membiaskan semua rasa ini ,mungkin ia menaru kasian kepada setiap usaha yang aku perbuat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak pernah menyalahkan ini semua,karena semua pilihan membuat kita belajar . Belajar menjadi salah dan akan menjadi benar di kemudian hari. Nikmati hari hari baru mu,nikmati semua proses nya . Aku sudah belajar banyak dari mu,terima kasih . </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
....dan sekarang giliran ku menikmati semua proses yang aku punya . Merelakan mu dan menjalani lembaran baru, bersama seseorang yang telah ku taruh perasaan ku padanya . Aku memulai untuk menjalani lakon mencintai seseorang secara diam-diam lagi. Aku tak takut,karena telah banyak bekal yang aku bawa untuk mengarungi ini semua,karena kau telah mengajarkan ku,kau ........</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
#nowplaying Adele - i can't make you love me<br />
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sincerely </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ayi :)</div>
utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-1005482814035592748.post-9922248474534994372012-06-19T07:43:00.000-07:002012-06-19T08:19:52.294-07:00Harapan : cintaku ada di dirimu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBUMtjesok6myUJcjYLHtlZvoys9UH0qPRvSC9y14Jk4V550Ef9t7Y_VjSZ9YiTcad8m29Jzd4gmM1BJW3_OdMP943u6lG4ZI6-W-MpbmhbhLNX_v1ChAycGKvBV4-0hstdv6PuakXVbs/s1600/siluet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBUMtjesok6myUJcjYLHtlZvoys9UH0qPRvSC9y14Jk4V550Ef9t7Y_VjSZ9YiTcad8m29Jzd4gmM1BJW3_OdMP943u6lG4ZI6-W-MpbmhbhLNX_v1ChAycGKvBV4-0hstdv6PuakXVbs/s320/siluet.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
.Angin yang
berasal dari baling-baling kipas begitu menusuk kulit ini,meninggalkan bekas
kaku,dan beku. Aku hanya diam,membiarkan angin-angin itu terus mengeruyak
pertahanan kulit ini,membiarkan rasa dingin dan beku masuk menerobos<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>3 lapisan kulit hingga ke ubun-ubun ku. Aku
masih diam. Kusadari kulit dan tubuh ini kompak meneriakan rasa dingin. Aku
tetap diam. Tak ada perlawanan dari ku untuk membela tubuh ini,kubiarkan semua
yang kuterima sekarang menjadi background dari kenyataan yang sedang ku hadapi
sekarang. Pukul 1:30 dini hari . Terlalu dini untuk memuai hari dengan
kenyataan seperti ini. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Aku,orang
yang sengaja khusus dipilih oleh Tuhan untuk menjadi sosok yang akan selalu tegar”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Batin ku
selalu meneriakan kalimat itu,hingga akhirnya aku pun harus membiarkan air mata
mengalir dari kedua sudut mata ku. Wujud dari ketegaran yang selalu aku
teriakan. Tegar. Mengalami pergeseran makna pada malam ini. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Aku mencintai pelajaran
sejarah tapi tak sesakit saat aku mencintaimu. Aku memahami semua proses
kemerdekaan Indonesia,alasan pembentukan BPUPKI yang pada akhirnya berubah nama
menjadi PPKI,mengapa Ir. Soekarno diasingkan ke Rengasdengklok,tapi aku tak
pernah dapat memahami jalan pikiran mu,isi hati mu,dan semua keputusan mu. Aku
selalu mendapat tempat khusus di pelajaran sejarah,mengapa semua berbanding
terbalik pada mu? Kau dan Sejarah,dua hal yang sangat bertolak belakang dalam
hidupku,namun selalu mendapatkan tempat yang sama spesialnya. Sejarah kupilih,
karena keloyalannya menjabarkan semua rahasia masa lampau,membawa ku akan
kenangan yang bahkan takpernah aku rasakan. Sedangkan kau,kupilih karena
keloyalanmu yang selalu mengajarkan ku semua hal tentang kebahagiaan,membawaku
melupakan kenangan masa lampau yang telah aku lewati. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“sekali
lagi,aku minta maaf ”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hanya itu yang dapat kau ucapkan . tak cukup
untuk mengapus rasa sesak yang sedari tadi berkecamuk didada. Tanpa
penjelasan,tanpa alasan,tanpa pesan sedikit pun. Cukup jahatkah aku bila
sekarang aku muak dengan semuanya? Dengan mu? Dengan “kenangan” itu ??</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
kau tak
tau,dengan maaf mu itu,kembali lagi aku mengingat kenangan yang dulu kau suruh
aku lupakan, rasanya pun tak beda,masih sama seperti dulu,perih. Rasa perih
memang tak pernah ada variasi dan akan selalu sama. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Rasa itu
memang tak bisa bertahan lama di hatimu,ntah apa penyebabnya. Aku tak dapat
mencari jawaban itu di mesin pencari,seperti aku mencari jawaban apa penyebab
hasil dari KMB (konfrensi meja bundar) dianggap tidak adil bagi indonesia
semalam yang tak dapat aku temukan di buku. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“lakukan hal
yang sama seperti kamu melakukannya dulu”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kedengarannya
memang mudah,tapi kau tak pernah tau seberapa sulit bagiku untuk bisa menghapus
semua rasa yang melebur menjadi sebuah kenangan,kami,kita,dia dan kau. Aku
harus tega menjahati hati sendiri,terus membohongi perasaan demi sebuah
kenyataan yang harus aku terima. Terlalu sulit bagiku untuk membedakan
kenyataan dan harapan darimu. Semuanya persis sama dimataku. Kau begitu apik
menyembunyikannya sehingga nampak begitu persis dimataku. Kau menipuku?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Lagi pula,perlakuanmu
dan dia berbeda. Namun luka yang kalian tinggalkan sama. Baiklah…</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Menjauhi mu
adalah cara nya. Sama seperti aku melakukanya dulu,padanya. Lantas mengapa kau
protes dengan semua tindakan ku? Bukankah itu yang kau pinta dari ku? Setelah
aku menanyakan pertanyaan itu dan kau menjawab </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“rasa itu
sudah mulai menghilang”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tak perlu aku jabarkan terlalu banyak tentang pertanyaan
itu. Semua perlakuan mu selama ini kontras dengan jawaban itu. Atau mungkin
hanya aku yang menaruh harapan lebih dari semuanya,tingkah mu? Tatapan mu?
Semuanya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“salahkah kita
begini?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sekali lagi,momen
pendukung atas semua kebekuan malam ini. Pertanyaan macam apa ini? Seandainya
keadaan mengizinkanku untuk memutar posisi dan aku bertanya kepada mu,salahkah
ini semua? Mungkin sekarang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aku belum
terlalu dewasa untuk menyikapi pertanyaan ini Sebisa mungkin untuk menghindar
dan mencoba mencari jawaban yang bijaksana untukmu. Namun aku tak sangggup
untuk jujur.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Aku menikmati setiap proses
dari perjalanan yang kau tanyakan sekarang “salahkah kita begini?”<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ha ha “kita” . kita adalah hubungan antara
kau dan aku. Kau yang berhenti mencintaiku,dan aku yang masih mencintaimu.
Lantas beginikah “kita”yang kau maksud?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Jika kau
bertanya “salakah aku yang begini?” mungkin dengan spontan aku menjawab tidak.
Karena sekali lagi,cinta tak akan pernah salah,dan aku mencintaimu. Cinta ku
ada di dirimu,tak sepantasnya aku menyalahkanmu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Jika semua ini
hanya sebatas harapanku yang terlalu besar kepadamu,bantu aku untuk
menghapusnya. Hancurkan harapan itu.Bantu aku untuk bertindak lebih kejam
kepada diriku,buat dia percaya kalau semua ini palsu,yakini dia bahwa semua ini
harus berakhir. Aku hanya ingin mempercepat proses pelepasanmu. Hidupku begitu panjang,dan
tak mau berlarut larut memelihara kepedian ini. Apabila aku berhenti di dirimu,selamanya
hidupku akan begini,dan harus siap bersahabat dengan kepedihan,lagi. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Indonesia,
mengalami 3,5 abad penderitaannya agar bisa mencapai kemerdekaan. 3,5 abad
bukan waktu yang singkat,bahkan terlalu panjang untuk sebuah proses “pembebasan
diri”. Tapi sekali lagi,kekejaman para penjajah tak membuat ia dipundung putus
asa,dan malah sebaliknya. Menjadi pemicu untuk semakin bersatu,dan bangkit.
Yang membuat proses ini sangatlah panjang,adalah sebagian besar penduduk yang selalu
disuapi kebodohan,dari penjajah, agar <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>proses ini menjadi lebih panjang dan selamanya
hidiup dalam penjajahan . Begitulah aku sekarang,aku tak mau terus menerus
disuapi dengan kebodohan atas diriku sendiri yang mempercayai harapan itu
nyata,dan membiarkan diriku yang begitu lama mengalami proses “pembebasan diri”
ku atas dirimu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“aku tak tega
bertindak lebih dari ini,membiarkanmu terluka lebih dalam”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Diam . Hanya
itu yang mampu aku lakukan, membiarkan diriku untuk terakhir kalinya menikmati
harapan besar yang kubangun dari serpihan kenangan yang kau tinggalkan
sekarang. Harapan yang sebentar lagi akan kubuang bersama kenangan yang
menjadikan proses ini begitu memilukan untuk kupilih. Kubiarkan tangisan ini
melakukan kewajibannya,mengeluarkan sesuatu yang tak layak tinggal begitu lama
didalam diriku,luka dan pedih.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Cinta kita umm
mungkin cinta ku tumbuh karena kebiasaan. Kebiasaan yang menjelma menjadi
kenangan kini. Dan apabila kebiasaan itu perlahan menghilang,otomatis cinta ku
padamu juga begitu,perlahan menghilang bersama kenangan . Maaf apabila jalan
yang kupilih begitu menyudutkan mu,dan membuatmu terkesan sebagai penjahat yang
tak punya hati nurani. Hanya saja,kau adalah seorang pencuri,pencuri hatiku dan
aku harus menghukum mu. Ini tak terlalu sulit untuk kau jalani kan? Karena
diriku memang tak pernah berarti untukmu,sedikitpun. Yakan? seharusnya sejak
awal aku menyadari,hubungan yang didasari dengan ketidakpastian akan berakhir
dengan pasti. Pasti perih dan terluka. Setelah ini selesai,aku kembali,menjadi
diriku yang baru. Menjadi Alya ,yang telah melangkah jauh ,menata
hidupnya,mencoba mengulang semuanya dari awal. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Maka aku
berharap,ketika mataku terpejam dengan air mata yang masih menggenang di
pelupuk mata hingga pagi datang mengusir kebekuan malam ini,aku menjadi sosok
alya yang baru,yang ingin mempercepat semua proses ini. Agar aku dapat segera kembali
padamu,kembali menjadi sahabatmu,paling tidak dengan menjadi sahabatmu,mungkin
aku sedikit lebih berarti dimatamu,fabrian.. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTxLnRDWDJoBSXMdhigLixnIwzZ4rKBZ_jSQ3RBdCPo2l9lG9emh7E3fwSdIc1K46J5uWwHZLnWCI_pS0X8SXWNq6aSfhQb92mZ4NXs2lK3IDcobZceT_Olm-g8Plll3Wq5Q5VZuyJX-4/s1600/shoes.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTxLnRDWDJoBSXMdhigLixnIwzZ4rKBZ_jSQ3RBdCPo2l9lG9emh7E3fwSdIc1K46J5uWwHZLnWCI_pS0X8SXWNq6aSfhQb92mZ4NXs2lK3IDcobZceT_Olm-g8Plll3Wq5Q5VZuyJX-4/s320/shoes.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<o:p> kelkelll~~~ just cerpen loh,bukan curhatan!! hahaha thankyou for reading :)</o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<span class="readmore">
</span>utari damayantihttp://www.blogger.com/profile/01740719951147011609noreply@blogger.com11